Skill apakah yang paling ingin Anda kuasai dalam bekerja?
Pertanyaan di atas telah Anda temui di website konsultankarir.com dalam beberapa waktu ini. Skill komunikasi ternyata secara stabil berada di puncak pilihan pembaca, sesekali bergantian dengan skill kepemimpinan dan interpersonal. Top five hasil polling pada tanggal 28 November 2010 dari 394 pemilih adalah; (1) communication skill (16%, 65 Votes); (2) leadership skill (14%, 56 Votes); (3) interpersonal skill (14%, 55 Votes); (4) problem analysis skill (13%, 52 Votes); (5) planning & organizing skill (12%, 48 Votes).
Bila kita cermati, skill komunikasi dan interpersonal adalah dua hal yang sulit terpisahkan dalam interaksi di tempat kerja atau kehidupan social kita. Berkomunikasi bukan hanya berbicara,mendengarkan memberikan umpan balik, berbicara dalam bahasa yang sama, berekspresi baik wajah atau bahasa tubuh. Berkomunikasi memerlukan hati, satu bagian inti yang maha penting hingga pada saat yang sama bersifat rapuh.
Mengapa rapuh? Sebab tanpa hati, komunikasi hanya menjadi lontaran energi yang menguras waktu, hingga dapat berujung kekacauan interaksi personal maupun tim. Hasil polling menunjukkan betapa menantangnya skill komunikasi. Tidak itu saja, hasil ini semacam ?pengakuan? tingginya kebutuhan skill komunikasi dalam konteks kerja. Berkomunikasi juga melibatkan persepsi atau lebih tepatnya tuntutan adanya persepsi yang sama antar pihak.
Pada sisi lain, tiap individu memiliki latar belakang beragam. Latar belakang di sini artinya pengalaman bekerja, bekerjasama dengan orang lain, termasuk terlibat dalam konflik yang menguras energi secara psikologis maupun fisik. Latar inilah yang tidak jarang membingkai pikiran kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Hingga kita terjebak dalam prasangka samar yang tidak kita sadari. Kompleksitas dan dinamika kehidupan kerja seringkali membuat kita memilih jalan pintas dengan lebih mengandalkan pada pengalaman masa lalu yang telah menghasilkan berbagai kategori.
Dalam bahasa psikologi, kategori-kategori ini memiliki nama stereotype hingga personality untuk personal. Sebenarnya kategori membantu kita untuk memahami, bukan memenjarakan pikiran. Namun sekali lagi, interaksi yang kita jalani adalah kompleks dan dinamis. Hingga kita sering lebih memilih untuk mengkategorisasikan tindakan orang lain dalam kategori yang kita kenal.
?Lihat saja, dia tipe orang yang suka memanfaatkan situasi..?; : ?Kok orang psikologi tapi nggak mau mengerti orang lain sih?; ?Capek deh, paling nanti dia juga seperti itu lagi..?; ?Namanya juga orang hukum, ahli argumen deh..?; ?Ah? pantas saja, di kantor sebelumnya dia juga dikenal drama queen..? ?Ini orang komunikasi kok gak nyambung??
Dalam lingkungan kerja, bagaimana kita mengkomunikasikan hasil kerja kita? Beberapa tips sederhana ini disarikan dari Brad Federm (Employee engagement ? a roadmap for creating profits, optimizing performance, and increasing loyalty ,San Fransisc; John Wiley & Sons,2009)
- Pengulangan. Komunikasikan lagi dan lagi, jika perlu lakukan pengulangan untuk hal yang sama hingga semua pihak terkait mendapatkan pemahaman yang sama. Perhatikan reaksi yang terjadi, apakah memerlukan pengulangan dalam ?bahasa? berbeda.
- Orientasi detil tiap orang berbeda. Adakalanya tanpa sengaja kita menghapus email sebelum membacanya. Perhatian teralihkan dengan deadline, isu personal ketika berbincang dengan rekan kerja lain hingga akhirnya mengganggu sensitivitas pada detil. Hal ini tidak berarti kemampuan kita buruk, kita berusaha karenanya jangan ?berprasangka? dan ?menghakimi? kejadian ini secara personal
- Gunakan cara beragam. Kita perlu mendapatkan perhatian orang lain dan berbagi pikiran dalam komunikasi. Komunikasi yang kering dan formal dapat mengurangi pemahaman situasi secara menyeluruh. Jika diperlukan, berinteraksilah secara ?personal? melalui jalur informal dan personal.
- Tema interaktif. Dalam komunikasi digital seperti e-mail, gunakan subject e-mail yang mampu menarik perhatian, sehingga pihak lain dapat dengan cepat menangkap sifat urgensi atau lainnya. Begitu pula dalaam komunikasi verbal, kita perlu terus mengasah diri untuk dapat menegaskan ?pesan? penting atau informasi yang umum.
- Update. Informasikan secara cepat dan ringkas, baik pesan, report, atau pertemuan (minute of meeting).
Kini bagaimana kita meramu pernik-pernik di atas dengan beragam individu. Tidak jarang emosi merampas perhatian kita dari isu yang sebenarnya. Pada dasarnya setiap manusia ingin didengar dan dimengerti di kantor, rumah atau ruang publik. Semoga bermanfaat 🙂