Profil Karir: Siti Rohani.
Setiap orang memiliki pengertian mengenai karir masing-masing. Hall (1976 dalam Cron & Slocum 1986) menyatakan bahwa karier adalah serangkaian sikap dan perilaku berkaitan dengan pengalaman kerja dan aktivitas kerja yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Serupa dengan apa yang dikatakan Hall, Siti Rohani, profil karir kita kali ini, menyatakan bahwa karir merupakan suatu pekerjaan yang dikerjakan secara terus menerus yang dilakukan dengan sepenuh hati, sesuai dengan norma profesi. Selain itu karir juga dianggap beliau sebagai pengabdian, bukan sekedar pekerjaan, karena membutuhkan kekhususan tertentu.
Siti Rohani, biasa dipanggil Ani adalah seorang perawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Ia menjadi perawat sejak tahun 1984 hingga saat ini. Sejak lulus dari sekolah keperawatan perempuan yang selalu ceria ini mengabdi sebagai pelaksana perawat yang bertugas mendampingi pasien dan memberikan gambaran keadaan pasien kepada dokter untuk menentukan perlakuan apa yang harus diberikan untuk menyembuhkan pasien. Ani yang memiliki hobi belanja ini merasa sangat bahagia jika pasien dapat sembuh dan pulang ke rumah tanpa keluhan terhadap pihak rumah sakit, menurutnya hal itulah yang membuat seorang perawat sukses dalam karir.
Dalam melakukan tugas sebagai perawat, ia sangat mengutamakan keikhlasan karena hal tersebut merupakan kunci utama untuk bekerja dengan baik. Selain bekerja dengan ikhlas, seorang perawat mutlak harus memiliki perhatian terhadap pasien dan memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan individu, masyarakat maupun pasien. Menurutnya sebagai seorang perawat harus dapat mengatasi permasalahan-nya sendiri sehingga tidak membebani pasien yang sudah memiliki masalah kesehatan dengan masalah-masalah lain.
Kemampuan lain yang menurutnya harus dimiliki seorang perawat adalah kemampuan berpikir kritis, salah satunya contohnya adalah mengetahui latar belakang pemberian perlakuan terhadap pasien sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap pasien mengenai perlakuan tersebut. Dengan berpikir kritis, perawat juga dapat meramalkan situasi-situasi yang mungkin terjadi terhadap pasien sesuai dengan indikasi keadaan pasien saat ini sehingga perawat dapat melakukan tindakan-tindakan keperawatan, tanpa menunggu instruksi dokter sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk memiliki kemampuan berpikir kritis seorang perawat harus menguasai konsep-konsep klinis keperawatan dan terus belajar dari pengalaman. Jika kemampuan-kemampuan tersebut dimiliki, perawat menjadi handal dalam bekerja dan memperoleh rasa hormat dari profesi lainnya seperti dokter yang kerap kali masih menganggap perawat sebagai pembantu dokter.
Selama 25 tahun menjadi perawat, berkat ketekunannya dalam bekerja dan keikhlasannya dalam merawat pasien, beliau memperoleh apresiasi dari pasien-pasien-nya dari sebutan perawat cerewet hingga diajak umroh oleh salah satu pasiennya. Selain itu yang membanggakan dari sosoknya adalah menjadi perawat kepercayaan Ibu Menkes, disaat Ibu Fadilah Supari memiliki keluhan kesehatan ia yang diminta menjadi perawat Ibu Menkes.
Dua tahun belakangan ini, selain sebagai seorang perawat pelaksana, Ani juga menjadi Inspection Control Nurse (ICN) purna waktu yang bertugas untuk mengawasi kebersihan rumah sakit sehingga tidak terjadi infeksi akibat pasien tinggal di rumah sakit. Untuk menjadi seorang ICN, ia mendapatkan pelatihan selama 1 bulan di Singapure. Dalam kesempatan tersebut beliau memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai health care infection dan pentingnya isu tersebut di dunia medis. Sebagai ICN, seseorang harus memiliki hubungan yang baik dengan setiap level di rumah sakit, sehingga dapat mewujudkan rumah sakit yang bersih dan terbebas dari infeksi. Untuk memperoleh informasi terbaru mengenai kebersihan rumah sakit dan cardiovascular beliau tergabung dalam milis IHI (international healthcare improvement), hal tersebut dilakukan untuk menambah pengetahuan-nya sebagai perawat dan dapat diadaptasikan dalam pekerjaannya sehari-hari.
Sebagai seorang pegawai negeri, ia memiliki pandangan bahwa dirinya membangun karir bukan karena statusnya sebagai pegawai negeri membuatnya terikat dengan pekerjaan perawat pada rumah sakit tersebut. Namun di luar rumah sakit, Ibu Ani memiliki keinginan untuk memiliki sebuah Homecare Unit yang ditujukan untuk pasien yang mengalami gejala degeneratif. Menurutnya memiliki homecare unit merupakan puncak karir dirinya sebagai seorang perawat. Tentu saja ada rasa bahagia jika mencapai puncak karir.
Selain keinginan mencapai puncak karir, yaitu memiliki homecare unit, ia juga bahagia memiliki putra dan putri yang baik dan sukses. Profesinya sebagai perawat memiliki pengaruh yang besar dalam membesarkan anak-anaknya. Sebagaimana ia akui bahwa kebiasaan-kebiasaan di rumah sakit seringkali terbawa ke rumah dan diterapkan kepada anak-anaknya dengan sangat menjaga kebersihan. Salah satu contoh, adalah kebiasaan untuk menyikat gigi dengan baik, mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan pakaian maupun handuk dan mengharuskan anak-anaknya membersihkan kamar.
Sebagai penutup, Ani menekankan bahwa untuk menjadi perawat yang baik atau menjalani profesi apapun dengan baik, seseorang harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan karakter yang menunjang profesinya tersebut. Namun dari ketiga hal tersbut yang paling panting menurutnya adalah karakter pribadi karena pengetahuan dan keterampilan dapat dimiliki seseorang dengan cara belajar dan berlatih sedangkan karakter seseorang erat kaitannya dengan keperibadian seseorang yang sedikit sulit untuk diubah. (Rumi)