Monday, November 25, 2024

Bos otoriter

Selamat Malam,

Langsung saja, saya berkerja di perusahaan kontraktor di Jakarta yang mempunyai bos (owner yang turun di manajemen perusahaan) dia sangat otoriter bahkan pernah dia menahan gaji karyawannya karena karyawan tersebut belum memberi laporan. Saya sangat tidak nyaman berkerja disitu bagaimana saya harus menyikapi.

Rahmat

 

Bapak Rahmat,

Kondisi dunia kerja memang tidak selalu ideal. Terlebih apabila Anda bekerja di sebuah perusahaan keluarga yang kurang profesional, di mana sang pemilik (owner) kurang mengindahkan kaidah profesionalitas tenaga kerja. Sikap yang ditunjukkan oleh pimpinan Anda dengan menahan gaji karyawan karena sang karyawan belum memberikan laporan, menjadi salah satu indikator kurang profesionalitasnya pimpinan, kecuali ada aturan tertulis yang jelas-jelas mensyaratkan antara kewajiban pembuatan laporan dan penerimaan hak gaji karyawan.

Bagaimana Anda menyikapinya? Ini semua juga kembali ke masalah tujuan Anda bekerja dan nilai-nilai yang Anda anut. Anda bisa saja bersikap bersimpati diam-diam terhadap teman karyawan sekaligus membantu pembuatan laporannya, ataupun Anda secara langsung kepada pimpinan (secara tertutup) menyuarakan keberatan Anda terhadap sikapnya. Tentu saja semua sikap Anda ini memiliki konsekuensi tersendiri. Misalnya Anda diam-dia bersimpati dan membantu teman Anda, maka teman Anda akan berterimakasih dan menilai Anda sebagai seorang teman kerja yang sangat berharga, sekaligus pimpinan Anda tidak perlu mengetahuinya, dan mungkin tidak akan pernah merubah sifat-sifat kurang profesionalitasnya. Sementara kalau Anda mengatakan langsung pada pimpinan, bisa saja pimpinan berterimakasih dengan masukan Anda, atau Anda malah dianggap sebagai karyawan yang tidak loyal (pembangkang/ pemberontak), serta terburuk Anda bisa kena PHK.

Namun yang pasti, jangan pernah melakukan kasak-kusuk soal isu ini dengan karyawan-karyawan lain, karena biasanya apa yang Anda sampaikan (keluhan, gosip, curhat, dan juga ucapan ketidakpuasaan) akan sampai juga pada telinga pimpinan, dan ini sungguh sebuah kondisi yang makin membuat Anda akan tidak nyaman, terlebih bila pimpinan akan menuduh Anda sebagai provokator. Tindakan lain yang juga banyak dipilih oleh karyawan bila berada dalam situasi Anda adalah, bersikap cuek, tidak ikut campur samasekali, dan memastikan diri Anda segera mencari tempat kerja lain yang lebih baik.

Hanya saja perlu diingat, di manapun Anda bekerja, Anda akan menemukan beragam masalah dan persoalan yang menyangkut pimpinan, rekan kerja, suasana kerja, dan beragam persoalan lainnya. Jadi selamat belajar menjadi bijak dengan berbagai pilihan Anda pribadi.

 Salam,

Lestari Nurhayati

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor