“Do not try to change yourself ? you are unlikely to succeed. Work to improve the way you perform” (Peter F.Drucker,2002)
Apa resolusi tahun 2010? Adalah kado awal tahun bagi saya, Anda, dia, mereka. Tema resolusi mulai bergema di akhir tahun dan mencapai puncaknya di awal tahun, yakni Januari. Pentingkah?
Coba kita jawab beberapa pertanyaan berikut; apakah saya menghargai diri sendiri? apakah saya menghargai karir (pekerjaan) saya? apakah saya mempercayai diri sendiri? apakah saya yakin mampu meninkatkan karir saya? apakah saya menghargai dukungan orang lain (pasangan, keluarga, sahabat)? apakah saya yakin mampu memberikan yang terbaik untuk mereka?
Jika tersungging senyuman di bibir, disertai ?Hehehe.. ya iyalaaah…!? Maka resolusi menjadi kado (apresiasi) untuk Anda sendiri dan orang terdekat kita (dari Anda).
Abaikan ?waktu?, bahwa saat ini adalah minggu ke dua di bulan Januari. Bahkan, Anda berhak untuk membuka kembali memori resolusi yang tercetus di hari pertama kita memasuki awal tahun. It?s all yours!
Kini, bagaimana merangkai apresiasi awal tahun untuk diri hingga menjadi persembahan cantik bagi orang special dalam hidupAnda? Merumuskan resolusi juga salah satu strategi manajemen diri. Tiga pertanyaan utama untuk menghantar kita dalam mengelola diri dalam berkarir adalah: (a) bagaimana performa kerja saya? (b) bagaimana cara saya belajar? dan (c) Apakah saya bekerja optimal dengan orang atau ?sendiri??
Performa kerja juga seunik kekuatan diri. Apakah Anda seorang pembaca atau pendengar? Franklin D. Roosevelt dan Harry Truman sangat menikmati tampil di konferensi pers bebas. Mereka tidak harus membaca (mempelajari) daftar pertanyaan sebelum konferensi pers. Dalam eranya, mereka menjadi darling of media di negeri Paman Sam.
Kedua presiden itu adalah tipikal pendengar dalam performanya. Lain dengan Lyndon Johnson, yang tidak mengetahui dirinya seorang pendengar. Ia mempertahankan staff presiden sebelumnya yaitu John Kennedy. Kennedy telah membangun sekelompok penulis briliant yang memastikan adanya memo sebelum diskusi. Maka, Johnson tidak pernah bisa betul-betul memahami apa yang ditulis oleh para asistennya (yang telah menyusun memo dengan briliant!).
Bagaimana saya belajar? Komposer Beethoven adalah seorang pembelajar dengan menulis. Beethoven dikenal banyak membuat sketsa di buku, meski tidak selalu dilihatnya kembali. ?If I don?t write it down immediately, I forget it right away. If I put it into sketchbook, I never forget it and I never to look it up again,?
Biasanya mereka selalu membawa buku saku untuk menuangkan ide dan ?berdiskusi? dengan pikiran-pikiran lain di atas lembar kertas. Tipikal belajar ini bisa dimiliki oleh semua profesi. Mungkin Anda menebak beberapa seperti penulis, dosen, peneliti, desainer termasuk politikus dan lainnya.
Sebagian orang belajar dengan cara menulis, yang lain, dengan berbicara.
Apakah Anda pernah menemui seseorang yang senang memaparkan ide, pikiran, impian dan sedikit sekali mengundang pendapat pendengarnya? Pernahkan mendapatkan bos yang sering mengumpulkan anak buahnya untuk ia presentasi? Ia tidak selalu membutuhkan feedback, karena begitulah cara pikirannya bekerja, dengan berbicara pada orang lain (audiens). Mungkin Anda teringat seorang rekan yang ?terkenal? omong doang, yang diperlukan adalah bagaimana mengenali saat ia memang membutuhkan diskusi dan didengarkan. Dua hal berbeda yang harus disadari si ?pembicara? dan sekitarnya.
Pengacara, termasuk pembicara publik kemungkinan memiliki model pembelajaran personal semacam ini. Mereka bisa melakukan proses belajar ini dengan rekan-rekannya sebelum tampil di hadapan sidang. Ingat, ini bukan sekedar latihan namun cara mereka belajar.
Adakah yang belajar dengan cara mendengar dan (atau) membaca?
Metode ini yang sebenarnya ?dipaksakan? oleh sistem sekolah di seluruh dunia. Asumsi bahwa semua siswa mampu belajar dengan cara mendengar dan membaca. Winston Churchill, yang juga seorang penulis, mengalami masa-masa buruk di sekolah. Ia tidak mampu menunjukkan prestasi membanggakan karena tidak optimal belajar tanpa menulis.
Apakah saya optimal bekerja dengan orang lain atau ?sendiri?? Tentu saja, tidak ada orang yang benar-benar bekerja sendiri. Makna sendiri di sini adalah sifat pekerjaannya, misal konsultan yang bekerja face to face dengan klien, penulis, pelukis, desainer. Mereka yang memainkan ide dalam dalam sel kelabunya sendiri, juga menampilkannya secara ?individual?.
Jika Anda lebih optimal bekerja dengan orang lain, bagaimana interaksinya? Seorang pembuat keputusan tidak selalu menjadi penasehat yang sukses, begitu juga sebaliknya. Ada kalanya seorang pembuat keputusan membutuhkan ?paksaan? penasehat dengan segala pertimbangannya untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, seorang penasehat bisa tampil buruk ketika harus mengambil keputusan dari pertimbangan-pertimbangan yang diciptakannya sendiri!
Sebagian dari kita tampil optimal sebagai pemimpin, sebagian sebagai anggota tim. Seperti juga ia yang sukses sebagai mentor, trainer belum tentu optimal menjadi konsultan individual. Pola interaksi klasikal berbeda dengan individual, gaya komunikasi, fokus perhatian, analisa, dsb.
Berbekal tiga tema besar ini, Anda bisa mulai (kembali) merumuskan resolusi tahun 2010 yang menyegarkan & energizing… (AP-KK)
Sumber:
Drucker, Peter F. (2002) Managing Oneself dalam Harvard Business Review on Managing Your Career. Boston; Harvard Business School Publishing Corporation.