“…..without commitment, it’s not passion!”
Menjelang akhir tahun, saatnya kita menanyakan pada diri sendiri sendiri, “Apakah saya mencintai karier (pilihan) ini?”
Pertanyaan ini bisa terdengar mengawang, di sela tuntutan tugas dan persaingan di dunia kerja. “Dapat kerja aja syukur, jalani saja deh!” Yup, ga terlalu salah juga, tapi akan menjadi salah, jika hal ini kita perlakukan ‘apa adanya’ alias ‘take it for granted’. Mengapa? Karena sikap ini sebenarnya yang membuat orang lain (baca: perusahaan/atasan/rekruiter) merasa geregetan. Geregetan karena mereka melihat kita bisa melakukan yang jauh lebih optimal, namun tak jarang kita sendirilah yang ‘membonsai’ kemampuan diri hingga yang muncul adalah sekedarnya 🙁
Lantas, bagaimana orang yang mencintai kariernya? Yuk intip beberapa tandanya:
- Berdansa dengan tantangan. Meskipun beberapa terlihat ‘ke sana, kemari’ namun mereka tidak kehilangan tujuan di setiap langkah, lebih merasa tertantang meski peluangnya kecil. Peluang kecil ini merupakan celah yang akan mereka ‘bongkar’ lebih besar lagi! Kalaupun tidak berhasil, mereka tetap menyikapi secara positif proses yang telah dilakukan untuk mencari cara lain mencapai tujuannya.
- Memori masa kecil. Salah satu bahan bakar semangat mereka adalah memori di masa lalu, terutama saat kecil dan tumbuh. JK Rowling memiliki memori kuat saat menulis buku cerita pertamanya waktu masih anak-anak yang berjudul ‘Kelinci’. Sadar atau tidak, ia telah mengenali minatnya yang kuat yakni menulis cerita. Secara ringkas, mereka menggerakkan ‘semangat masa kecil’ dalam perspektif orang dewasa.
- Memiliki ‘portfolio thinking’. Mereka memahami bahwa karier adalah kombinasi pengalaman yang menyenangkan dan sebaliknya, namun tidak terpaku pada sisi yang negatif. Mencintai apa yang kita lakukan seperti berselancar di ombak tinggi dan rendah, we’re in charge, not the wave!
- Bangga dan ingin selalu menyiarkan ke seluruh dunia! Kalimat ini mungkin berlebihan, namun faktanya, mereka yang mencintai kariernya ingin selalu membicarakannya dengan mata berbinar dengan siapa pun yang ditemui. Tidak jarang, orang sekitarnya yang meminta cerita itu.
- Keras kepala. Terkadang, karena ‘keras kepala’ ini, orang lain tidak tahu bagaimana untuk ‘membelokannya’, justru tertarik ke dalamnya. Tidak terlalu aneh sebenarnya, karena orang yang bergerak karena cinta, bukan perasaan takut, akan menjadi magnet bagi sekitarnya. Keras kepala ini merupakan wujud dari komitmen yang menyertai minat hingga membentuk passion.
Setidaknya lima kriteria tersebut yang akan kita lihat secara kasat mata saat kita bertemu dengan orang yang mencintai kariernya. Perlu kita ingat, bahwa karier bukanlah pekerjaan, karena makna karier itu sendiri adalah perkembangan dan kemajuan diri dalam kehidupan.
Selamat mengawali minggu di Desember 2013 dan menyambut awal tahun 2014. Siapkan diri untuk berbagi cinta dalam berkarier!