Monday, November 18, 2024
HomePerspectiveArtikelLima jurus antisipasi kesalahan kerja

Lima jurus antisipasi kesalahan kerja

Sebagai manusia, kita pasti pernah berbuat salah. Manusiawi bila kita ingin melupakan, menutupi, atau menyalahkan situasi. Walau demikian, cara yang paling elegan setelah melakukan kesalahan adalah menerima dan mengakuinya dengan minta maaf. Kemudian, yang terpenting adalah mengambil langkah tindakan untuk segera mengatasi dampak dari kesalahan tersebut. Cara kita mem-follow up kesalahan memiliki dampak yang lebih besar terhadap masa depan karir daripada apakah kita berbuat atau tidak berbuat salah.

Namun demikian, mengantisipasi kesalahan juga merupakan cara yang perlu dipertimbangkan untuk menghindari kesalahan dalam bekerja, terutama kesalahan-kesalahan yang memiliki konsekuensi logis perlu dipikirkan antisipasinya. Berikut ini beberapa cara mengantisipasi kesalahan dalam pekerjaan:

Komunikasi. Mendengarkan dan bertanya merupakan kunci penting untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu. Upayakan untuk memahami apa yang diinginkan atasan dengan mendengarkan secara detil dan segera bertanya jika tidak mengerti. Dengarkan dengan efektif dan ajukan pertanyaan secara gamblang saat instruksi yang diberikan tidak dimengerti. Tidak bersikap ‘sok tahu’ dapat menghindari kita dari kesalahan yang tidak perlu.

Memahami gambaran besar (big picture). Untuk dapat mengantisipasi kesalahan kita perlu memahami keseluruhan pekerjaan yang harus dilakukan, dan bukan hanya bagian yang menjadi tugas dan kewajiban kita saja. Semakin kita tahu keterkaitan pekerjaan secara menyeluruh dan semakin spesifik bagian tugas yang harus dikerjakan dan diharapkan dari kita akan membuat kita semakin memahami masalah/issu secara mendalam menjadikan peluang untuk berhasil semakin tinggi dan dapat mengeliminasi kesalahan yang mungkin terjadi.

Ambil tanggung jawab. Pekerja yang potensial adalah yang berani mengambil tanggung jawab. Mengantisipasi berarti mengakui bahwa tanggung jawab keberhasilan atau kegagalan pekerjaan ada di tangan kita. Dengan demikian, kita akan menjadi lebih hati-hati dan peduli dengan apa yang dikerjakan. Menyadari bahwa baik buruknya pekerjaan sangat tergantung pada diri kita membuat kita menjadi lebih berhati-hati dalam menyelesaikan pekerjaan, efeknya dapat menghindari terjadinya kesalahan.

Relaks. Pekerjaan adalah hal yang serius, tetapi sebagai manusia, kita tetap perlu santai dalam mengerjakannya. Ketegangan dan kecemasan dapat menimbulkan kesalahan yang tidak perlu. Berdasarkan penelitian, saat kita dalam kondisi relaks, otak justru bekerja lebih waspada dan ini membantu menghindari kesalahan yang kerap terjadi justru akibat kecemasan dan ketegangan karena ingin menghindari kesalahan.

Adaptasi. Walaupun ‘playing safe’ adalah kemungkinan paling rasional untuk mengantisipasi kesalahan, hal ini tidak dianjurkan karena membuat kita tidak berkembang dan menjadi pribadi yang ‘statis’. Ketidakpastian adalah hal yang pasti. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi besok, besok sudah pasti tidak akan sama persis dengan peristiwa di jam yang sama di hari ini. Karenanya yang terbaik adalah tetap bersikap positif, yakin bahwa semua sudah dilakukan dengan baik. Selanjutnya lihatlah ke depan dan fleksibel dengan kondisi apapun yang terjadi.

Catatan.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah BestLife Edisi November 2012 di kolom Best Advice.

andin
andinhttp://
Career coach, Writer, Researcher. "be happy, be simple..."
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor