Friday, November 22, 2024
HomePerspectiveArtikelCegah misscommunication? Pahami budayanya!

Cegah misscommunication? Pahami budayanya!

Saat ini, bahasa asing dapat dikatakan tidak lagi menjadi ganjalan, sehingga pertemuan dengan pihak asing pun lancar-lancar saja. Akan tetapi, ada faktor lain yang dapat membuat ‘rancu’ yakni budaya. Jo Angouri (2010) menyatakan bahwa semakin banyak perusahaan besar yang meminta karyawannya mendapatkan pelatihan komunikasi antar budaya untuk meningkatkan keahlian negosiasi dan berinteraksi dengan orang dari beragam latar budaya. Hal ini ia kemukakan dalam Journal of Language and Intercultural Communication (2010) dengan judul artikel “If we know about culture it would be easier to work with one another: developing skills for handling corporate meetings with multinational participation.”

Pengetahuan dan pemahaman tetang lintas budaya dapat menjadi clues karyawan untuk mengoptimalkan hasil produksi. Tidak ada lagi istilah, ‘harusnya dia tahu’ atau ‘bukannya dia harus begitu karena dia dari negara X’. Era globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang kita hadapi sekarang ini, membuat perbedaan budaya menjadi wajib untuk dipahami setiap karyawan. Bahasa bukan lagi menjadi faktor esensial dalam memahami perbedaan itu, tetapi ilmu atau keahlian dalam membaca perbedaan budaya saat meeting atau negosiasi menjadi krusial.

Sebagai contoh, Sarah bekerja di sebuah perusahaan X yang memperkerjakan karyawati M (dari Spanyol) dan karyawan N (dari Jerman). Mereka ahli di bidang masing-masing dan saling melengkapi, namun pada suatu hari, Sarah melihat bahwa ada friksi di antara mereka. Salah satu friksi yang cukup tajam adalah mereka ternyata memahami dan menerapkan standar kerja perusahaan secara berbeda, sehingga target deadline menjadi rancu.

Mengapa? Pada umumnya, karyawan yang berasal dari Italia dan Spanyol mengganggap bahwa meeting bukanlah tempat untuk mencari solusi (problem-solving) atau menyepakati sesuatu (reaching agreement), tetapi meetings adalah tempat untuk penyebaran informasi dan pembahasan terhadap keputusan yang telah dilaksanakan. Contoh lain adalah masalah bagaimana bertanya dan menjawab; bagi karyawan dari Inggris cara bertanya dan menjawab tidak pernah dilakukan secara langsung atau to the point. Sedangkan bagi karyawan yang berasal dari Jerman, mereka punya kebiasaan untuk bertanya dan menjawab secara langsung tanpa tendeng aling-aling. Dengan begitu, apabila di sebuah meeting kebiasaan-kebiasaan seperti yang telah dijabarkan diatas tidak diketahui oleh satu karyawan dengan yang lainnya, maka friksi atau miss-communication dapat dengan mudah terjadi.

Lain lagi dengan karyawan yang berasal dari Cina. Mereka sangat memperhatikan hierarki dan kedudukan seseorang. Contohnya, orang yang pertama masuk ke ruang rapat adalah mereka yang memiliki kedudukan tertinggi yang kemudian diikuti oleh mereka berkedudukan lebih rendah. Letak dudukpun menjadi suatu hal yang penting, karena ‘lalu lintas’ rapat atau diskusi akan ditentukan olehnya.

Mungkin sepintas sepertinya rumit, namun mempelajari kultur merupakan hal mengasyikan dan dapat menunjang perkembangan karir kita!

Bagaimana dengan pengalaman Anda?

Gambar:library.csun.edu

esfandari
esfandarihttp://
Public Relation dan communication expert. "Just believe, the signs are all there"
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

konsultankarir on Pilihan, Memilih or Stuck
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Gagal tes psikotest
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Sulit mendapatkan pekerjaan
konsultankarir on Wawancara dan Psikotest
konsultankarir on Kuis:Career Engager
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Selalu Gagal dalam Interview
konsultankarir on Interview Magic
konsultankarir on Pindah Tempat Kerja
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Psikotes Menggambar
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
konsultankarir on Bingung S2
konsultankarir on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
konsultankarir on Memilih Jurusan S2?!
Angelina Tria Puspita Rini on Memilih Jurusan S2?!
Lisa on Bingung S2
Fiviiya on Psikotes Menggambar
Wendi Dinapis on Memilih Jurusan S2?!
hasenzah on Memilih Jurusan S2?!
yulida hikmah harahap on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Galuh Rekyan Andini on Memilih Jurusan S2?!
burhanuddin on Memilih Jurusan S2?!
Dian Camellyna on Kuis:Career Engager
ABDUL RAHMAN on Wawancara dan Psikotest
Melva Ronauli Pasaribu on S1 Teknik Informatika S2 Bagusnya Apa?
Faradillah Rachmadani M.Nur on Memilih Jurusan S2?!
Taufik Halim on Memulai Bisnis Fotografi
Edo on Bingung S2
konsultankarir on Profesi yang sesuai
konsultankarir on Bingung S2
yaya on Bingung S2
konsultankarir on Memilih karir
dewi on Pindah kerja
konsultankarir on Memilih Jurusan S2 yang Tepat
dewi on Pindah kerja
Tyas on ILKOM atau MTI
hary on ILKOM atau MTI
Kiki Widia Martha on Buku ‘My Passion, My Career’
jalil abdul aziz on Karir Untuk Lulusan Sosiologi
Nono Suharnowo on Bagaimana agar produktif?
syukri on Jujur atau tidak?
Nida shofiya on Bingung pilih fakultas
abdul madjid on Gagal tes psikotest
abdul madjid on Gagal tes psikotest
Aris on Tujuan karir
NURANI on Tujuan karir
dede on Tujuan karir
Rika on Tujuan karir
Djoko triyono on Sulit mendapat pekerjaan
marco on E-mailku unik!
Efik on Memilih karir
noer hasanah on Berminat ke NGO Asing
ilah susilawati on Status dan jenjang karir
yusi bayu dwihayati on Berpindah Karir di Usia 32
dino eko supriyanto on Menyiapkan Business Plan
Gunawan Ardiyanto on 10 Biang Bangkrut UKM
Nahdu on Table Manner
krisnadi on 10 Biang Bangkrut UKM
rani on Table Manner
yuda_dhe on Table Manner
Putrawangsa on Memilih Jurusan S2?!
aira on Time Management
Emi Sugiarti on Sudahkah Anda Peduli?
fitria on Table Manner
Ardiningtiyas on Menuju 'Incompetency Level'
Sri Ratna Hadi on Dari Penjahit ke Penulis
monang halomoan on Program SDM tahunan
merlyn on Ayo, Kreatif!
Silvester Balubun on Table Manner
Avatara on Istimewanya Rasberi
vaniawinona on Table Manner
defianus on Tips Negoasiasi Gaji
Dewi Sulistiono on Meniti Sebatang Bambu
Rena on Tersadar…
Dendi on Ayo, Kreatif!
Denni on Menemukan Mentor