I can do things you cannot, you can do things I cannot, together we can do great things. –Mother Teresa
Seorang kandidat dalam interview kerja mengatakan tidak tertarik dengan ajakan saudaranya untuk bergabung dalam bisnis keluarga, “Saya melihat ada adik sepupu saya yang… gitu deh… sepertinya kurang sedikit, eh… semua tahu, jadi heboh… hehehe..” Cerita serupa dikisahkan juga oleh seorang kandidat yang bekerja di perusahaan keluarga, “Harapan saya sih, atasan lebih tegas dan mendisiplinkan, meskipun rekan kerja saya yang tidak optimal itu masih saudara. Saya mau menegur jadi bingung sendiri, karena manager sendiri sepertinya tidak masalah, saya sendiri juga masih famili, jadi ya ….”
Apakah Anda pernah/sedang mengalaminya? Atau pernah mendengar dari kawan, benarkah bekerja di perusahaan keluarga lebih mendapatkan perlakuan yang tidak adil? Benarkah bekerja dengan keluarga sendiri menjadi ‘mati gaya’ dan kurang profesional? Berikut sejumlah informasi yang menarik untuk diketahui;
Yang (dapat) menyenangkan:
- Tidak sendiri, karena bersama orang yang kita percaya dan cintai, seperti suami, ayah, ibu atau kakak, Anda merasa memiliki kekuatan lebih yang selalu ada
- Komunikasi lebih cair (cepat), pola komunikasi kemungkinan tidak se-hirarki di perusahaan yang bukan keluarga sendiri, seperti prosedur, birokrasi dan rasa sungkan dengan atasan
- Kolaborasi kekuatan, masing-masing mengenal sang kakak yang bossy tapi perhatian, ayah yang tegas namun demokratis, atau adik yang manja namun pandai mencairkan suasana, maka penyatuan kekuatan pun dapat lebih cepat
- Nama baik, motivasi untuk menjaga nama baik keluarga (misal kakek) di mata jejaring kerja atau karyawan non keluarga dapat mendorong semangat penyelesaian konflik sesegera mungkin agar tidak sampai berkembang/meluas
- Pendidikan wirausaha sejak dini, generasi muda (anak, keponakan) dapat belajar secara ‘langsung’ termasuk melalui canda di sela acara keluarga yang mungkin sedikit banyak tidak lepas dari bisnis, maupun proses/perjalanan orangtua/kerabat membangun perusahaan
- Perasaan bangga, pencapaian perusahaan merupakan pencapaian keluarga sehingga merupakan prestasi tersendiri, terutama mempertimbangkan tantangan yang dapat merusak kenyamanan seperti poin berikut ini
Yang (dapat) kurang menyenangkan…
- ‘Kekeluargaan’, jika kita berada di perusahaan non keluarga, maka keterlambatan kerja memiliki sanksi yang jelas, sementara di keluarga, sangat dituntut pengertian kekeluargaan yang dapat tidak jelas dan menjauh dari profesional
- Masalah bisnis = keluarga, setiap konflik beresiko untuk semakin meninggi sehingga berujung pada keputusan keluar dari perusahaan, apabila ini terjadi dalam perusahaan keluarga, maka penyelesaiannya mungkin tidak sesederhana keluar atau membangun perusahaan lagi sendiri
- Ekspektasi ‘lebih’, penolakan terhadap ide pengembangan bisnis dapat terasa penolakan personal, terlebih ketika di rumah ternyata si dia berwajah masam atau justru terkesan ‘cuek’ …
- Ekspos personal, jika perusahaan telah berkembang dan memiliki karyawan di luar keluarga, maka suka tidak suka pandangan ‘lingkaran keluarga’ harus dihadapi, juga ekspos kehidupan personal seperti interaksi dengan atasan yang juga paman atau lainnya
- Ketrampilan sosial, seringnya interaksi baik sebagai keluarga atau rekan bisnis dapat membuat kita tidak lagi menemukan tantangan untuk mengembangkan teknik negosiasi, misalnya, atau membangun jejaring dengan orang asing secara intensif (selain klien/konsumen). Resiko ini juga berpotensi terjadi pada aspek lain seperti menurunnya motivasi (insting) kompetisi dan lainnya.
Bagaimana agar profesionalitas tetap terjaga, dan bisnis pun semakin melesat?
- Rumuskan secara jelas tanggung jawab tiap orang berikut konsekuensi dan sanksi untuk ketidakdisiplinan sehingga dapat menjadi acuan semua orang
- Bangun sistem komunikasi profesional, seperti membedakan nada bicara saat mengadakan pertemuan kerja dengan pertemuan keluarga, termasuk memanggil dengan nama formal, bukan nama kecil sang adik, misalnya
- Ciptakan ‘ruang’ privasi sehingga tidak selalu bersama secara fisik dan tidak mengaburkan antara interaksi saudara dan rekan kerja
Adakah pengalaman lain yang pernah Anda temui? Please share … 🙂